PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS IBU DALAM PEMBERIAN MENU MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 BULAN - 2 TAHUN DI POSKESDES DESA SUANAE WILAYAH PUSKESMAS EBAN TAHUN 2021

Abstract

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak janin. Hinggal menjadi bayi, anak, dewasa sampai lanjut usia. Saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk kurang energi protein, kurang vitamin A > Anemia dan gangguan akibat kurang iodium dan gizi lebih berkaitan denga timbulnya penyakit degenerative seperti diaabetes Mellitus, jantung, hipertensi, dll. Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Selain itu masalah gangguan tumbuh kembang pada anak usia dibawah2 tahun ( Baduta) Merupakan masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius.usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang anak baik fisik maupun kecerdasan. Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita.

Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Posyandu. peserta posyandu yaitu berjumlah 30 Posyandu Desa suanae termasuk Di wilayah kerja puskesmas eban. Salah satu faktor penyebab stunting yaitu terjadinya kurang gizi di desa suanae adalah perilaku makan balita yang kurang benar seperti makan yang monoton dan mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat sehingga asupan makanan dengan zat gizi makro dan mikro yang kurang. Dan kader sebanyak 10 kader balita dan 10 kader lansia. Setelah pelatihan ini diharapkan ada kesinambungan dari ibu balita untuk senantiasa memberikan asupan makan seimbang  yang baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya pada balita, yang pada akhirnya bisa memperbaiki status gizi balitanya